Sabtu, 19 Maret 2011

KESEHATAN TANAH DAN KEHIDUPAN

BAB 1
PENDAHULUAN

1.     Definisi Litosfer
Kata lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya lapisan lithosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km.

2.     Material Pembentuk Litosfer
Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar pembentukannya adalah Magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda. Berikut merupakan material batuan penyusun litosfer,
Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat, dengan sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan kerak bumi adalah batuan beku. Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi menjadi tiga macam,

Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granit, diotit, dangabbro.
Batuan Beku Gang/Korok
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan permukaan bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.
Batuan Beku Luar
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di permukaan bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan beku luar adalah : basalt,diorit, andesit, obsidin, scoria, batuan apung (bumice).
Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)
Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan bumi yang mengalami pelapukan. Bagian – bagian yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi bantuan sedimen. Batuan Sedimen berdasar proses pembentukannya terdiri atas,
1.      Batuan Sedimen Klastik
2.      Batuan Sedimen Kimiawi
3.      Batuan Sedimen Organik
Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri atas,
  1. Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis
  2. Batuan Sedimen Glasial
  3. Batuan Sedimen Aquatis
  4. Batuan Sedimen Marine
Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan Malihan terbentuk karena terjadinya penambahan suhu atau penambahan tekanan yang tinggi dan terjadi secara bersamaan pada batuan sedimen.
Litosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian yaitu:
1.      Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan AL 2 O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35km.
Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
- Kerak benua : merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit
di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua.
- Kerak samudra : merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di
laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati  dasar samudra
2.      Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa Si O2 dan Mg O lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .
BAB 2
PEMBAHASAN

1.     Peran Litosfer ( Tanah ) Dalam Kehidupan Manusia

Tanah berfungsi pentiing sebagai penyangga sistem kehidupan manusia.
1.      Sebagai Penyaring
Bahan buangan berupa lumpur, debu yang mengendap dari udara,sedimen dan bahan teremulsi ditahan oleh tanah atasan sehingga tidak mencemari tanah bawahan dan air .
2.      Sebagai penyangga kimia
Fungsi ini dijalankan dengan menyerap ion-ion beracun yang terlarut. Daya hambat terbesar di lapisan lempung terutama montmotillontdan bahan humik tinggi. Lempung menyerap kation sedangkan bahan humik menyerap kation dan anion.
3.      Sebagai pengalihragaman
Dikerjakan oleh jasad renik atas senyawa-senyawa pencemar organik seprti dari kencing, tinja, kotoran hewan dan pestisida organik. Senyawa tersebut dirombak dan diubah menjadi tidak berbahaya melalui proses mineralisasi dan humifikasi.
4.      Sebagai pengendali biologi
Berfungsi sebagai penekan serangan penyakit yang bersumber dari tanah.
5.      Sebagai sumber daya
Tanah menyediakan berbagai nutrisi yang sangat berguna bagi kehidupan. Kecukupan bahan pangan sangat dipengaruhi kondisi dari tanah. Saat tanah tidak lagi mampu menghasilkan bahan pangan yang cukup, maka kelaparan dan masalah pangan lainnya siap menyerang yang akhirnya akan berpengaruh besar terhadap kualitas kesehatan manusia.

2.     Dampak Perubahan Litosfer Terhadap Kehidupan
Perubahan lithosfer yang akan dibahas di sini adalah perubahan yang mengarah kepada kerusakan di muka bumi yang dinamakan juga sebagai degradasi.Degradasi di sini artinya penurunan kwalitas maupun perusakan lahan. Penebangan hutan yang semena - mena penyebab utama degradasi lahan. Selain itu tidak terkendali dan tidak terencananya penebangan hutan secara baik merupakan bahaya Ekologis yang paling besar.
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya degradasi yaitu:
- Erosi
- Pestisida
- Bahan radio aktif
- Pupuk kimia
- Deterjen
- Sampah organic (terutama dari derah perkotaan )
- Wabah dan penyakit (baik bagi manusia, hewan maupun pertumbuhan)   dan penyebaran organisma yang menyebabkan infeksi),
- limbah industri anorganik (berbentuk gas, cair dan padat ).

Dampak erosi yaitu:
Erosi mempunyai beberapa akibat buruk. Penurunan kesuburan tanah. Kedua menurunnya produksi sehingga akan mengurangi pendapatan petani.Erosi tanah dapat terjadi karena adanya curah hujan yang tinggi, vegetasi penutup lahan yang kurang, Kemiringan lereng, dan tata guna lahan yang kurang tepat. Pendangkalan sungai untuk mengalirkan air juga berkurang dan menyebabkan bahaya banjir. Pendangkalan saluran pengairan mengakibatkan naiknya tanah, mengurangi luas lahan pertanian yang mendapat aliran irigasi. Kerusakan sumber daya air selain banjir dan erosi adalah kekeringan dan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Kerusakan sumber daya tanah dan air merupakan masalah yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini karena sebagai sumber daya alam, tanah mempunyai peranan yang sangat penting Sebagai sumber unsur bagi tumbuhan dan sebagai media akar tumbuhan berjangkar dan tempat air tanah tersimpan.
Masalah tanah dan air merupakan salah satu masalah yang kini menonjol di Daerah Aliran Sungai DAS, yang diorientasikan kepada segi- segi pemgawetan tanah dan air dengan titik berat kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat harus dirasakan oleh segenap lapisan masyarakat.
3.Dampak Degradasi Lahan Terhadap Lingkungan
Lahan merupakan bentang darat mulai dari pantai sampai ke pedalaman. Luas lahan bumi diperkirakan 148.892.000 km2. Luas lahan tersebut tersebar merata di seluruh permukaan bumi dan tidak mengumpul menjadi satu. Belahan bumi utara mempunyai luas lahan yang lebih besar jika dibandingkan dengan luas lahan di belahan bumi bagian selatan. Jumlah bentang alam di permukaan bumi yang berupa lahan bervariasi, mulai dari lahan yang tandus dan tidak dapat ditanami sampai lahan yang sangat subur dan mudah dikelola manusia. Faktor-faktor yang menentukankualitas lahan, antara lain, ketinggian tempat, bentuk lahan, keadaan iklim, ada tidaknya vegetasi, dan ada tidaknya kandungan unsur-unsur mineral.
Lahan potensial adalah lahan-lahan yang memungkinkan untuk dikelola manusia karena sejauh ini manusia hanya memanfaatkan bentang alam berupa lahan yang memungkinkan untuk hidup sesuai dengan taraf kebudayaannya. Dapat dikatakan bahwa lahan potensial merupakan lahan yang produktif sehingga jika dikelola oleh manusia, dengan pengelolaan tersebut, diharapkan lahan tersebut akan dapat memberikan hasil yang tinggi dan biaya pengelolaan yang rendah.
Lahan potensial terdiri dari lahan kering dan lahan basah.
Menurut Davis, 1996, secara garis besar terdapat lima sistem klasifikasi lahan basah, yaitu:
1) kawasan sungai, meliputi lahan basah yang terdapat di sepanjang sungai;
2) kawasan laut, yang meliputi kelompok basah, pesisir yang asin, termasuk pantai berbatu, terumbu karang, dan padang lumut;
3) kawasan danau, meliputi semua lahan basah yang berhubungan dengan danau dan biasanya berair tawar;
4) kawasan muara, yang meliputi sungai, delta, rawa pasang surut yang berair payau, dan hutan bakau;
5) kawasan rawa, yang meliputi tempat-tempat yang bersifat ”merawa” (berair, tergenang, lembap), misalnya, hutan rawa air tawar, hutan rawa gambut, dan rawa rumput.
Selain itu, termasuk pula dalam klasifikasi itu adalah klasifikasi lahan basah buatan seperti tambak ikan atau udang, sawah, reservoir, kanal, bendungan, kolam ikan, dan danau garam. Lahan kering meliputi seluruh daratan di permukaan bumi yang kering dan tidak tertutup air.  Sejauh ini  pemanfaatan lahan potensial belum dilakukan secara optimal oleh manusia. Keadaan ini terjadi karena beberapa kendala, sebagai contoh tingginya suhu di padang pasir, letak daerah yang sangat tinggi, terjalnya lereng, ataupun adanya daerah yang tertutup salju.
Meski belum optimal, upaya pelestarian dan peningkatan manfaat lahanlahan potensial tetap dilaksanakan, antara lain, dengan cara sebagai berikut:
1) adanya keserasian dan keseimbangan fungsi dan intensitas penggunaan lahan pada wilayah tertentu;
2) perencanaan yang matang tentang penggunaan lahan kota agar jangan sampai menimbulkan dampak pencemaran;
3) adanya perencanaan penggunaan lahan;
4) pengoptimalan penggunaan lahan bagi kepentingan manusia;
5) diadakan pengkajian terhadap kebijakan tata ruang, perizinan, dan pajak dalam kaitannya dengan konversi penggunaan lahan;
6) perlu diperhatikan teknologi pengolahan tanah, penghijauan, reboisasi, dan pembuatan sengkedan, khususnya di daerah-daerah perbukitan;
7) adanya pemisahan penggunaan lahan untuk permukiman, industri, pertanian, perkantoran, dan usaha-usaha lainnya;
8) dibuatnya peraturan perundang-undangan yang meliputi pengalihan hak atas tanah untuk kepentingan umum dan peraturan perpajakan;
9) adanya usaha permukiman penduduk dan pengendalian peladang berpindah;
10) adanya pengelolaan yang baik pada daerah-daerah aliran sungai, daerah pesisir, dan daerah sekitar lautan.Degradasi lahan dapat terjadi di lingkungan kota maupun pedesaan.
a. Kerusakan Lingkungan Kota
Migrasi penduduk merupakan salah satu mekanisme untuk menjaga agar kepadatan penduduk tidak melampaui daya dukung lingkungan. Salah satu migrasi yang banyak terjadi aalah migrasi dari desa ke kotayang disebut urbanisasi. Proses urbanisasi itu umumnya makin kuat seiring dengan makin meningkatkan fasilitas suatu kota. Kebiasaan yang membuang sampah di mana dilakukan di kota. Di kota tidak ada daur ulang sampah padahal pelayanan sanitasi di kata bertambah dan bahkan menurun. Penurunan fungsi sanitasi dan tidak tersedianya air minum yang bersih mengakibatkan terjadinya ledakan penyakit kolera secara berkala. Selain itu, dengan lingkungan perumahan yang berdesak-desakan, muncul berbagai penyakit lain misalnya TBC,dan demam berdarah.Bentuk kerusakan lingkungan kota yang lain adalah terjadinya banjir, selain menyebabkan kerugian secara material, dari segi kesehatan banyak bermunculan penyakit pasca banjir misalnya diare dan penyakit kulit. Kenaikan jumlah Penduduk dan kesadaran lingkungan. Hal ini mengakibatkan permukaan tanah yang kedap terhadap air bertambah. Sehingga sedikit air hujan yang dapat meresap ke dalam tanah. Di samping kerusakan sosial budaya, orang desa yang bermigrasi ke kota banyak yang mempunyai pendidikan yang rendah dan tidak terampil. Oleh sebab itu, mereka kesukaran mendapatkan pekerjaan yang layak. Dengan kurangnya pengetahuan yang memadai tentang kesehatan, semakin banyak perumahan-perumahan kumuh yang akan berdiri dan akhirnya bermuara pada penyebaran berbagai penyakit.

b. Kerusakan Lingkungan Desa
Usaha untuk menaikan daya dukung lingkungan dengan menambah luas lahan yang digunakan untuk pertanian merupakan reaksi terhadap kenaikan kepadatan penduduk. Reaksi tersebut merupakan kekuatan yang disebut tekanan penduduk. Tekanan penduduk terhadap lahan semakin diperbesar oleh bertambah sempitnya lahan pertanian karena digunakan untuk kepentingan lain, misalnya permukiman, jalan, dan pabrik. Kerusakan hutan membawa banyak akibat. Hutan mempunyai fungsi perlindungan terhadap tanah.Tetesan air hujan dengan energinya memukul permukaan tanah mengakibatkan mengelupasnya butir-butir tanah. Proses ini disebut dengan erosi percikan (splash erosion).

4.     Pencemaran Litosfer
Pupuk buatan, obat pembasmi hama seperti pestisida, herbisida, bila digunakan secara berlebihan dapat menimbulkan pencemaran tanah, merubah sifat fisis, sifat kimia dan sifat biologis tanah, sehingga menganggu pertumbuhan tumbuh tumbuhan. Sampah dan bahan buangan dan benda padat yang makin meningkat jumlahnya dapat menjadi bahan pencemar tanah, apalagi yang sukar diuraikan oleh bakteri pengurai. Tanah merupakan tempat penampungan berbagai bahan kimia. Banyak dari gas SO2 yang dihasilkan dari perubahan bahan bakar batu bara atau bensin berakhir dengan sulfat yang masuk ke dalam tanah atau tertampung di atas tanah. Tanah juga sebagai tempat penampungan banyak limbah-limbah dari rembesan penumpukan tanah (landfill), kolam lumpur (lagoon), dan sumber-sumber lainnya.
 Dalam beberapa kasus, lahan pertanian dari bahan-bahan organik berbahaya yang dapat mengurai juga merupakan tempat pembuangan yang menyebabkan pencemaran tanah terjadi. Mikroorganisme tanah melalui aktivtasnya dapat menghilangkan CO dari atmosfir. Oleh karena itu tanah merupakan tempat penampungan dari karbon monoksida. Degradasi kimia dari pestisida telah dibuktikan secara eksperimen dalam tanah yang telah disterilkan dari semua aktivitas mikroba. Sejumlah pestisida mengalami reaksi fotokimia, yaitu suatu reaksi yang berlangsung dengan terjadinya absorbsi dari cahaya. Dari reaksi ini dihasilkan terutama isomer-isomer dari pestisida yang terlibat reaksi.
Akhir-akhir ini telah dapat dibuktikan bahwa Rhizosphere merupakan bagian yang paling penting dari tanah dalam kemampuannya untuk menyelenggarakan biodegradasi dari sampah-sampah. Rhizosphere adalah lapisan dari tanah di mana akar-akar tanaman secara umum beraktivitas. Ini merupakan lapisan dimana biomassa meningkat dan sangat penting bagi sistem akar tanaman dan bergabungnya mikroorganisme-mikroorganisme dengan akar tanaman. Rhizosphere dapat mengandung 10 x biomassa mikroba per satuan volume lebih banyak daripada tanah yang tidak mempunyai lapisan rhizophere. Populasinya bervariasi sesuai dengan karakteristik dari tanah, tanaman dan karakteristik akarnya, kandungan uap air, dan eksposure pada oksigen. Bila suatu daerah terespose oleh senyawasenyawa bahan pencemar, mikroorganisme dapat beradaptasi terhadap biodegradasi dan bisa tetap tinggal di daerah tersebut.

Pencemaran tanah dapat terjadi karena hal-hal di bawah ini, yaitu :
1. Pencemaran tanah secara langsung
Misalnya karena penggunaan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida, dan pembuangan limbah yang tidak dapat diuraikan seperti plastik, kaleng, botol, dan lain-lainnya.
2. Pencemaran tanah melalui air
Air yang mengandung bahan pencemar ( polutan ) akan mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup di dalam atau di permukaan tanah.
3. Pencemaran tanah melalui udara
Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar yang mengakibatkan tanah tercemar juga.

Bahan-bahan yang dapat mencemari tanah atau pestisida dapat digolongkan menurut tujuan penggunaannya, yaitu :
1.Insektisida ialah chat pembasmi insekta atau serangga yang biasa mengganggu tanaman.
2. Pestisida ialah obat pembasmi hama tanaman.
3. Herbisida ialah obat pembasmi tanaman yang tidak diharapkan tumbuh.
4. Fungisida ialah obat pembasmi jamur yang tidak di harapkan tumbuh .
5. Rodentisida ialah obat pemusnah binatang pengerat seperti tikus.
6. Akarisida ( Mitesida ) ialah pembunuh kutu.
7. Algisida ialah pembunuh ganggang.
8. Avisida ialah pembunuh burung.
9. Bakterisida ialah pembunuh bakteri.
10. Larvisida ialah pembunuh ulat.
11.Moleksisida ialah pembunuh siput.
12. Nematisida ialah pembunuh nematoda.
13.Ovisida ialah perusak telur.
14. Pedukulisida ialah pembunuh tuma.
15. Piscisida ialah pembunuh ikan
16. Predisida ialah pembunuh predator ( pemangsa ).
17. Silvisida yaitu pembunuh pahon atau pembersih pahon.
18. Termisida ialah pembunuh rayap atau hewan yang suka melubangi kayu.
19. Atraktan ialah penarik serangga melalui baunya.
20.Kemostrilan ialah pensterilan serangga atau vertebrata.
21. Defoliant ialah penggugur daun untuk memudahkan panen.
22. Desikan ialah pengering daun atau bagian tanaman lainnya.
23. Desinpektan ialah pembasmi mikro organisme
24. Repellan ialah penolak atau penghalau hama.
25. Sterilan ialah mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji gulma.
26. Surpaktan ialah untuk meratakan pestisida pada permukaan daun .
27. Stimulan ialah zat yang dapat mendorong pertumbuhan tetapi mematikan terjadinya buah.
Dari sekian banyak bahan di atas jelas bahwa bahan-bahan tersebut beracun dan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Bayangkan jika zat-zat tersebut masuk kedalam tubuh manusia.
Litosfer yang mencakup atas batubatuan, tanah dan sebagainya secara alamiah akan mengalami proses-proses menurut spesifikasinya.
Meskipun secara alamiah lingkungan darat mengalami proses seperti pecahnya batu-batuan, erosi yang terjadi pada tanah, ataupun proses yang lain, tetapi manusia berperan sama pentingnya terhadap proses yang terjadi terhadap lingkungan darat.
Berikut ini contoh-contoh aktivitas negatif manusia terhadap lingkungan darat.
a. Menebang hutan secara liar.
b. Penambangan pasir atau
bahan tambang secara liar.
c. Pembuangan sampah sembarangan
dan sebagainya.
Contoh yang ketiga sampai saat ini yang masih menjadi bahan perhatian secara serius meskipun contoh yang pertama dan kedua sama pentingnya. Pembuangan sampah anorganik, seperti plastik, kaleng-kaleng bekas, ataupun sampah anorganik lainnya yang tidak dapat diuraikan oleh tanah. Pembuangan sampah-sampah tersebut berdampak negatif bagi kehidupan manusia. Adapun dampak negatif tersebut antara lain tanah menjadi tidak subur dan sampah yang menumpuk menyebabkan penyakit.

Faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan litosfer sebagai hasil sampingan perbuatan manusia meliputi;
a.       Faktor Industrialisasi.
Banyaknya pembuangan limbah industri tanpa memperhatikan terjaganya lingkungan hidup, tentu sangat mempengaruhi kualitas hidup makhluk hidup, setiap bahan pangan yang dihasilkan oleh tanah yang tercemar tentu mempunyai kualitas yang buruk.
b.      Faktor Urbanisasi.
Dengan arus urbanisasi yang semakin tinggi, menyebabkan ketersediaan lahan sebagai tempat tinggal menjadi semakin sempit, semakin banyaknya pemukiman kumuh menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, misalnya tifus, demam berdarah, penularan TBC dll.
c.       Faktor Kepadatan Penduduk.
Ketersediaan lahan yang tidak mencukupi, menyebakan kepadatan penduduk semakin padat pada suatu daerah. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan memperparah terjadinya wabah penyakit di suatu daerah dengan tigkat kepadatan penduduk yang tinggi.
d.      Faktor Cara Hidup.
Cara  hidup sangat mempengaruhi kualitas kesehatan seseorang. Kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan perlu dimiliki oleh semua orang untuk menjaga lingkungan tetap dalam keadaan yang sehat sehingga pengaruh faktor penyebab penyakit dapat dipersempit. 
e.       Faktor Perkembangan Ekonomi
Dengan perkembangan ekonomi banyak negara yang terus berlomba untuk menjadikan industri sebagai alat pengembangan negara. Dengan demikian faktor pencemaran oleh limbah industri tersebut akan semakin besar. Apalagi jika pengawasan yang dilakukan terhadap pembuangan limbah industri tidak maksimal.
BAB 3
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Ø  Litosfer merupakan bagian yang sangat penting dalam menunjang kehidupan manusia.
Ø  Rusaknya litosfer menyebabkan kualitas hidup manusia menurun
Ø  Faktor rusaknya litosfer tidak hanya terjadi karena faktor alam, melainkan juga faktor manusia.
Ø  Faktor pencemaran adalah faktor utama yang disebabkan oleh tangan manusia.
Ø  Faktor pencemaran dipengaruhi oleh faktor industrialisasi, urbanisasi, kepadatan penduduk, cara hidup dan faktor perkembangan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
www.gudang-pdf.com//Bumi Sebagai  Tempat Bermukim//Tejoyuwono Notohadiprawiro.
www.gudang-pdf.com//Dampak Pembangunan Atas Tanah, dan Tata Ruang//tejoyuwono Notohadiprawiro
www.gudang-pdf.com//pendayagunaan pengelolaan tanah untuk proteksi lingkungan
www.scrib.com//sistem bumi sebagai pendukung kehidupan manusia.
rangkuti, Zulkifli.2006.pengaruh bahan-bahn kimia buangan industri terhadap lingkungan.



KELOMPOK 1
Judul kasus : Abses Periodontal
KELOMPOK 4
Judul kasus : Dry Socket

Tidak ada komentar:

Posting Komentar