Senin, 04 April 2011

KESEHATAN GIGI KARIES GIGI

KARIES, PENYAKIT DAN PENANGGULANGANNYA
1.     PENGERTIAN KARIES

KARIES :
 Merupakan kerusakan gigi yang disebabkan terjadinya demineralisasi terhadap mineral pada enamel gigi yang bila dibiarkan akan menyerang jaringan yang lebih lunak di bawah enamel
2.     FAKTOR PENCETUS

  1. Karbohidrat
Merupakan makanan yang dapat diragikan oleh mikroorganisme khususnya streptococcus mutan, sehingga menghasilkan keadaan asam pada mulut ( PH di bawah 6 ). Penelitian menunjukan bahwa pembentukan asam maksimal pada permukaan gigi yang mengikuti pencernaan gula, terjadi  sesudah 20-30 menit. Dalam waktu 1-2 jam sesudah gula dimakan, pembentukan asam akan terhenti dan PH mulut akan kembali normal.
  1. Mikroorganisme dan air ludah
Mikroorganisme yang paling berperan dalam pembentukan karies adalah streptococcus mutan dan golongan laktobasilus, mikroba tersebut membentuk asam dari makanan yang mengandunng zat  gula, asam inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya proses demineralisasi unsure-unsur penyusun gigi terutama kalsium. Sedangkan air ludah berfungsi mengatur PH rongga mulut karena mengandung bikarbonat, fosfat, dan protein amfoter, mempercepat proses remineralisasi, membentuk lapisan mucus pelindung pada membrane mukosa yang akan bertindak sebagai barier terhadap iritan dan akan mencegah kekeringan. Oleh karena itu, jika produksi saliva mengalami gangguan ( mulut kering ), proses pembentukan karies akan lebih mudah.
  1. Permukaan dan bentuk gigi
Bagian pit dan fissure adalah bagian yang paling mudah terserang karies karena, sisa-sisa makanan yang masuk pada daerah tersebut sulit untuk dibersihkan sehingga mikroba akan beraktifitas dan menghasilkan asam, yang bermuara pada pembentukan karies.

  1. Keadaan higiene gigi dan mulut
Dengan menjaga kebersihan mulut secara teratur, maka sisa-sisa makanan yang ada pada gigi akan mudah dihilangkan sehingga memperkecil kemungkinan terbentuknya karies. Saat kebersihan gigi dan mulut tidak terjaga dengan baik, aktifitas mikroba akan tak terkendali sehingga proses pembentukan karies semakin cepat.
  1. Mulut kering
Saat mulut dalam keadaan kering, waktu untuk mengembalikan PH mulut kembali ke PH normal akan semakin lama, proses karies pun akan semakin besar dengan tidak diimbangi remineralisasi. Peristiwa ini erat hubungannya dengan kurangnya produksi saliva pada rongga mulut. Peristiwa ini banyak dijumpai pada orang-orang yang telah mengalami radiasi pemulihan kanker dll pada bagian rongga mulutnya.
  1. Waktu  
Proses pembentukan plak pada gigi terjadi hanya dalam hitungan menit ( 1-3 menit ) setelah, pada saat itu juga mikroba telah membentuk asam yang mengubah keadaan rongga mulut dari basa menjadi asam sehingga proses demineralisasi terjadi. Pembentukan asam maksimal terjadi pada 20-30 menit mengikuti pencernaan gula. Membutuhkan waktu 1-2 jam untuk menembalikan PH kembali normal. Karena itu menyikat gigi setiap kali sesudah makan dapat menghindari pembentukan asam, membantu mengembalikan PH mulut ke PH normal dan mempercepat proses remineralisasi.
Dari hasil penelitian disepakati bahwa secara garis besar factor penyebab terjadinya karies terdiri atas empat factor :
·         Substrat ( Karbohidrat )
·         Host dan gigi ( Keadaan manusia )
·         Mikroorganisme ( Terutama golongan streptococcus dan laktobasillus )
·         Waktu

Jika salah satu dari keempat unsur di atas tidak dipenuhi, maka tidak akan tejadi karies pada gigi.



3.     FAKTOR LAIN

·         Ras dan keturunan

Ras dan keturunan ini sangat erat hubungannya dengan keadaan rahang suku bangsa tertentu di mana suku bangsa tersebut mempunyai bentuk rahang yang sempit sehingga untuk membersihkan gigi pada bagian posterior agak sulit, selain itu dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari, suku bangsa yang makan makanan yang mengandung cukup serat mempunyai tingkat kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik dari pada suku bangsa yang tidak mengkonsumsi cukup makanan yang mengandung serat.

·         Jenis kelamin dan umur

Hasil penelitian menunjukan bahwa perempuan lebih banyak terserang karies daripada pria, hal ini disebabkan factor hormonal dan kebiasan “ ngemil” pada perempuan. Sedangkan factor umur, sepanjang hidup dikenal 3 phase umur dilihat dari gigi geligi :
v  Periode gigi campuran, di sini gigi molar 1 paling sering terkena karies
v  Periode pubertas, sangat dipengaruhi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan gusi, sehingga kebersihan mulut menjadi kurang terjaga.
v  Periode tua ( 40 tahun + ), pada unur ini sudah terjadi penurunan fungsi  organ tubuh, telah terjadi retraksi gusi  dan papil sehingga sisa-sisa makanan lebih sukar dibersihkan.

·         Geografis

Keadaan geografis erat kaitannya dengan tersedianya kadar flour yang cukup pada air minum ( 1 ppm ), dan makanan-makanan yang ada pada daerah tersebut.


4.     BENTUK-BENTUK KARIES


Berdasarkan cara meluasnya :
      Penetrierende ( bentuk krucut )
Kavitas yang terjadi berbentuk kerucut

  • ·         Untermirende ( bentuk priuk )
    Kavitas yang terbentuk berbentuk periuk ( melebar )

Berdasarkan stadiumnya :
      Karies superfacialis
Merupakan karies yang menyerang bagian enamel saja
      Karies medium ( media )
Merupakan karies yang telah mencapai dentin
      Karies profunda
Merupakan karies yang telah sampai pada ruang pulpa
Akibat penambalan : 
      Karies sekunder
Karies yang timbul pasca penambal;an yang biasanya disebabkan kurangnya kerapatan tepi tumpatan
      SKaries residif
Karies yang timbul karena kurang bersihnya kavitas saat ditumpat sehingga jaringan nekrosis yang terinfeksi terlindung di bawah tumpatan dan menyebabkan karies dari dalam tumpatan
Berdasarkan tempat :
      Karies moderat ( ringan )
Merupakan karies yang terjadi di daerah yang wajar untuk terjadinya karies missal daerah oklusal gigi posterior
      Karies  parah
Karies yang menyerang gigi anterior yang sebenarnya merupakan tempat yang mudah untuk dibersihkan

      Karies akar
Karies yang menyerang bagian akar gigi biasanya disebabkan karena menurunnya gusi yang menyebabkan akar gigi terbuka. Mayoritas terjadi pada orang tua.
  •         Karies sirkuler

Karies yang terjadi pada bagian leher gigi.

5.     URUTAN TERJADINYA KARIES
a.       Keadaan gigi yang masih sehat


b. Karies belum nampak hanya berupa bintik-bintik putih disebabkan hilangnya kalsium       pada enamel ( demineralisasi )

c. Karies mulai timbul berupa lubang-lubang pada permukaan enamel, setelah pembusukan berlanjut, menyebabkan kerusakan permanen pada enamel ( karies superficialis )

d.  Karies telah mencapai dentin, jika telah mendekati pulpa, biasanya menimbulkan rasa ngilu saat makan atau minum yang panas atau dingin ( karies media )

e.  Karies telah mencapai pulpa, biasanya menimbulkan rasa sakit yang luar biasa, bila tidak ditangani akan menyebabkan nekrosis atau gangren ( karies profunda )



6.     PENCEGAHAN KARIES :


·         Peningkatan hygiene gigi dan mulut

Semakin bersih keadaan gigi dan mulut., semakin kecil resiko terjadinya karies. Peningkatan hygiene gigi dan mulut dapat dilakukan dengan smenyikat gigi secara teratur setelah makan dan sebelum tidur, membersihkan gigi dengan dental floss, skelling secara teratur, dan lain-lain.

·         Flouridasi

Flouridasi bertujuan menghambat kehidupan bakteri dalam plak, karena flour mempunyai efek antibakteri dan antienzi,mengembalikan PH mulut ke PH ideal ( 6-7 ) dan mempercepat proses remineralisasi. Flourisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti : flourisasi air minum, melalui obat kumur, per oral, garam flour, pasta gigi dll.

·         Pit and fissure sealant

Pit dan fissure sealant berfungsi menutup daerah yang sempit dan dalam pada permukaan gigi, sehingga sisa-sisa makanan lebih mudah dibersihkan yang pada akhirnya berujung pada berkurangnya resiko karies.


7.     PENANGGULANGAN KARIES

·         Penambalan

Penambalan dibedakan menjadi dua :

v  Penambalan sementara

Merupakan tumpatan dari kavitas yang bersifat sementara yang nantinya akan   diganti dengan tambalan permanen.


v  Penambalan permanen

Merupakan suatu tumpatan yang berfungsi menutup kavitas dalam jangka waktu yang lama, dan mengembalikan fungsi gigi baik fungsi oklusi maupun estetik.

·         Perawatan saluran akar

Merupakan suatu usaha untuk mempertahankan fungsi gigi walaupun saraf gigi telah mati yaitu dengan membersihkan saluran akar dan melakukan pengisian saluran akar ( dengan guttha percha ), kemudian dengan menggunakan bahan tambalan bentuk contour gigi sesuai bentuk aslinya.


·         Exodontias ( pencabutan gigi )

Merupakan tindakan terakhir yang dapat dilakukan untuk menanggulangi karies gigi yang parah, dan proses penambalan maupun perawatan saluran akar tidak mungkin dilakukan atau mengalami kegagalan, yaitu dengan mengeluarkan gigi dari soketnya