Selasa, 01 Maret 2011

KESEHATAN GIGI :CUCI TANGAN CEGAH INFEKSI


CUCI TANGAN UNTUK MENCEGAH INFEKSI DI KLINIK

1.     Latar Belakang

Tangan merupakan bagian dari tubuh kita yang paling sering berkontak dengan benda-benda di sekitar kita. Hampir semua kegiatan kita lakukan dengan menggunakan tangan, mulai dari berjabat tangan, mengangkat benda, penyentuh pasien, membersihkan sesuatu yang kotor dan lain sebagainya. Terkadang kita tidak menyadari, saat kita bersentuuhan dengan benda-benda tersebut, ada kemungkinan tangan kita terkontaminasi oleh mikroorganisme dari benda tersebut.
Mikroorganisme pada kulit tangan manusia dapat diklasivikasikan dalam dua kelompok yaitu flora risidu dan flora transidu. Flora risidu merupakan mikroorganisme yang secara konsisiten dapat diisolasi dari tangan manusia, mikroorganisme ini tidak mudah dihilangkan dengan gesekan mekanis karena telah beradaptasi dengan kehidupan tangan manusia, mikroorganisme ini adalah penghuni asli tangan manusia, dan tidak bersifat patogen. Sedangkan flora transit atau flora kontaminasi adalah mikroorganisme yang singgah ke tangan manusia, jenisnya tergantung dari tempat kerja mikroorganisme ini. Mikroorganisme inilah yang membawa benih-benih infeksi kepada tubuh kita. Kita mendapatkannya dari setiap pekerjaan yang kita lakukan. Mikroorganisme ini dengan mudah dapat dihilangkan dengan  gesekan mekanis dan pencucian tangan dengan menggunakan sabun atau detergen. Sabun dan detergen ini tidak memusnahkan mikroba, tetapi memperluas tegangan permukaan sehingga mikroba tersebut hanyut oleh bilasan air.
Mencuci tangan dengan sabun dikenal sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan sering kali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak secara langsung maupun tidak langsung ( menggunakan permukaan-permukaan benda ).
Sarana kesehatan merupakan tempat yang kompleks dengan berbagai jenis penyakit di dalamnya. Berbagai penyakit yang bersifat menular banyak kita jumpai di dalamnya. Karenanya perlu pemeliharaan kebersihan baik hygiene diri sendiri maupun lingkungan kerja.
Hendaknya sebuah sarana kesehatan menjadi sarana penyembuhan bagi pasien. Tetapi banyak terjadi bahwa sarana kesehatan justru menjadi sarana penularan suatu penyakit. Banyak ditemukan kasus-kasus infeksi silang yang membuat keadaan pasien semakin memburuk. Pasien tersebut justru mendapat penyakit baru selama berada di sarana kesehatan. Infeksi tersebut biasa di sebut sebagai infeksi nasokomial.
Infeksi nasokomial merupakan infeksi yang terdapat dalam sarana kesehatan. Nasokomial berasal dari bahasa Yunani : “ nosocomium “ yang berarti rumah sakit. Nasokomial artinya yang berasal dari rumah sakit. Kata infeksi artinya cukup jelas yaitu terkena hama penyakit. Infeksi nosokomial bisa bersumber dari petugas kesehatan, pasien, dan sumber lain seperti benda-benda yang ada di rumah sakit ( bahan atau alat  kesehatan ).
Untuk mencegah terjadinya infeksi tersebut, seorang petugas kesehatan harus secara rutin melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah menangani pasien dan menangani alat-alat kesehatan.
Prosedur cuci tangan dibedakan atas 3, yaitu :
1.      cuci tangan higienik atau rutin
2.      cuci tangan aseptik
3.      cuci tangan bedah ( surgical handscrub )
prosedur cuci tangan kita sesuaikan dengan kebutuhan dari kegiatan yang kita lakukan. Cuci tangan tidak dapat digantikan dengan penggunaan sarung tangan.

2.      Rumusan Masalah
Apa manfaat mencuci tangan sebelum dan sesudah penanganan pasien di rumah sakit.

1.      Waktu Mencuci Tangan

Mencuci tangan merupakan kegiatan pokok yang harus dilaksanakan oleh seorang petugas kesehatan, selain pemakaian alat pelindung, pengelolahan alat kesehatan bekas pakai, pengelolahan jarum dan alat tajam serta pengelolahan limbah dan sanitasi ruangan.
            Cuci tangan merupakan cara pencegahan infeksi yang paling penting, karena dengan mencuci tangan pertumbuhan bakteri dapat ditekan, selain itu cuci tangan juga bisa menurukan jumlah kuman yang tumbuh didalam sarung tangan.
            Fungsi cuci tangan adalah mencegah terjadinya infeksi silang. Jadi cuci tangan harus dilakukan pada saat yang diperkirakan akan terjadi infeksi atau perpindahan kuman-kuman melalui tangan yaitu sebelum dan sesudah melakukan tindakan yang kemungkinan menimbulkan terjadinya infeksi atau pencemaran.
            Seorang petugaas kesehatan harus mencuci tangan pada saat akan dan setelah melakukan tindakan terhadap pasien sebagai berikut :
  1. sebelum menyentuh pasien
  2. sebelum melakukan tindakan aseptik
  3. setelah terpapar cairan tubuh beresiko
  4. setelah meyentuh pasien
  5. setelah menyentuh benda di sekeliling pasien
mengapa harus pada saat-saat di atas ? Berikut penjelasannya :
a.      Sebelum menyentuh pasien
            Dalam keadaan tidak bersih, kemungkinan terjadinya infeksi akan semakin besar. Saat akan menangani pasien kita perlu mencuci tangan untuk menghindari kita menginfeksi pasien yang akan kita sentuh dengan kuman-kuman atau mikroba lain yang dapat menyebabkan penyakit baru bagi pasien. Hal ini disebabkan, sebelum melakukan tindakan kepada pasien, kemungkinan kita telah bersinggungan dengan sumber-sumber kuman infeksi. Misalnya, setelah dari toilet, setelah bersin dan batuk, memegang gagang pintu, bahkan mungkin telah menyentuh pasien sebelumnya. Jadi, saat kita menyentuh pasien tersebut, justru membawa masalah baru bagi pasien berupa kuman-kuman yang berpotensi menimbulkan infeksi terhadap pasien tersebut. Apalagi jika saat itu pasien berada pada keadaan sangat lemah dan rentan. Oleh karena itu sebelum menyentuh pasien kita harus mencuci tangan. Cara cuci tangan yang kita gunakan adalah cara cuci tangan higienis atau rutin  menggunakan air mengalir dan sabun cair. Namun jika kita akan memeriksa lebih dari satu pasien, cuci tangan dapat kita gantikan dengan menggunakan alkohol 70 % dicampur 1-2 ml gliserin 10 %, karena biasanya suatu ruang perawatan hanya memiliki satu tempat mencuci tangan, sehingga jika kita harus kembali lagi ke tempat mencuci tangan akan memakan  waktu lama dan membuat lelah. Cuci tangan alternatif ini hanya digunakan jika sama sekali tidak ada air.

b. Sebelum melakukan tindakan aseptik
            Tindakan aseptik merupakan tindakan pembebasan dari kemungkinan terjadinya infeksi berupa tindakan pencegahan kontak dengan mikroorganisme ( EGC, 1998, Kamus saku Kedokteran Dorland.hal. 112, Jakarta : EGC ).
            Tujuan dari tindakan aseptik adalah menghindarkan pasien dari kemungkinan terinfeksi mikroorganisme. Mengapa kita perlu mencuci tangan ? tindakan aseptik merupakan suatu tidakan yang dilakukan dalam keadan bersih, tindakan tersebut akan sia-sia jika kita sebagai petugas kesehatan yang mengerjakannya dalam keadaan tidak bersih, kita justru akan menimbulkan kontaminasi terhadap pasien, kita akan membawa sumber infeksi tersebut. Sebelum melakukan tindakan aseptik, kita lakukan cuci tangan dengan prosedur cuci tangan aseptik. Setelah melakukan cuci tangan aseptik hendaknya jangan menyentuh benda-benda yang tidak steril. Karena tangan kita akan kembali terkontaminasi mikroorganisme.

c. Setelah terpapar cairan tubuh beresiko
            Saat menangani pasien terkadang kita terpajan cairan tubuh dari pasien baik itu darah, saliva atau cairan lainnya. Cairan ini mempunyai  potensi menularkan penyakit dari pasien kepada kita. Terutama pada pasien yang mengalami penyakit yang dapat menular melalui cairan tubuh. Oleh karena itu kita wajib mencuci tangan  setelah terpajan cairan tubuh dari pasien, selain untuk menjaga diri sendiri, juga untuk menjaga kemungkinan terjadinya infeksi kepada orang lain misalnya teman sejawat, pasien lain maupan keluarga kita sendiri.
d. Setelah menyentuh pasien
            Seorang petugas lapangan  dalam bidang kesehatan akan selalu bersentuhan langsung dengan pasien, misalnya untuk melakukan pemeriksaan, perawatan, terapi dll. Di saat itulah terjadi perpindahan mikroorganisme dari pasien kepada kita. Perpindahan ini bisa melalui cairan tubuh pasien yang kemungkinan akan memapar kita, seperti ludah, keringat, ataupun darah yang kemungkinan keluar saat kita melakukan penanganan serta melalui hembusan nafas pasien . Selain itu, perpindahan juga dapat terjadi melalui kontak langsung antara tangan kita dengan bagian tubuh pasien. Bila hal itu terjadi, ada kemungkinan kita akan terinfeksi oleh penyakit yang diderita pasien.
            Dalam suatu ruangan yang berisi beberapa orang pasien, terkadang kita harus menangani lebih dari satu pasien. Jika kita tidak mencuci tangan setelelah menangani satu pasien, kemudian kita menangani pasien berikutnya, kita akan membawa masalah baru bagi pasien tersebut karena kita akan menjadi sarana menyebaran infeksi dari pasien satu kepada pasien lain. Kita membawakan bagi mereka penyakit baru yang sebelumnya tidak ia derita ( infeksi nosokomail ). Jika westafel tidak tersedia kita bisa gantikan dengan menggunakan 100 ml alkohol 70 % dicampur 1-2 ml gliserin. Dengan menggosokkannya ke tangan sesuai prosedur alternative cuci tangan higienis.
            Oleh karena itu, cuci tangan mutlak kita lakukan untuk menjaga diri sendiri dan orang lain dari kemungkinana terjadinya infeksi silang.
e. Setelah menyentuh benda-benda di sekeliling pasien
            Pasien yang dirawat di sarana-sarana kesehatan terdiri dari berbagai latarbelakang penyakit yang diderita. Banyak di antara nereka yang menderita penyakit yang dapat ditularkan melalui cairan tubuh maupun droplet. Mengapa kita perlu mencuci tangan setelah menyentuh benda di sekitar pasien ? Hal ini disebabakan benda-benda di sekitar pasien telah terkontaminasi mikroorganisme yang berasal dari tubuh pasien. Tidak hanya benda-benda yang langsung bersinggungan dengan pasien ( mis : selimut, bantal, pakaian dll ), tetapi juga benda-benda yang tidak bersinggungan langsung dengan pasien misalnya meja atau lemari. Benda-benda tersebut dapat terkontaminasi oleh mikroba dari pasien melalui hembusan nafas dan droplet yang dikeluarkan saat pasien bersin dan bernafas.
            Saat kita menyentuh benda-benda tersebut, terjadilah perpindahan mikroba dari benda kepada kita. Benda-benda tersebut telah terkontaminasi penyakit dari pasien. Hal ini memungkinkan terjadinya infeksi silang penyakit dari pasien kepada kita. Untuk menghindari hal tersebut kita harus mencuci tangan kita dengan prosedur cuci tangan higienis.

1.      Kesimpulan

Sarana kesehatan merupakan tempat seseorang untuk mendapatkan kesembuhan. Tapi sering sekali terjadi infeksi silang yang di tempat ini. Untuk mencegahnya, hal yang paling mudah dan penting untuk dilakukan seorang petugas kesehatan adalah mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Dengan mencuci tangan, jumlah mikroorganisme di tangan dapat di kurangi dan di tekan pertumbuhannya. Sehingga potensi terkena infeksi oleh mikroorganisme tersebut dapat dicegah. Selain untuk melindungi diri sendiri dari kemungkinan terinfeksi, dengan mencuci tangan kita juga menghindarkan orang lain dari infeksi.
Dengan semakin banyaknya jenis penyakit infeksi, cuci tangan mutlak dilakukan untuk memenuhi tingkat kewaspadaan standar dari kemungkinan infeksi

Daftar Pustaka

EGC, 1998, Kamus Saku Kedokteran Dorland, Jakarta : EGC
www. indonesia . go. id / id / indeks. php
www. infeksi. com / articles / cuci tangan. php
www. kapanlagi. com / 0000083879. html
www. spiritia . or .id / cst / bacali. php
www. wikipedia. org / wiki / cuci tangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar